Monumen Kapal Selam: Destinasi Wajib Untuk Pecinta Sejarah
Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Surabaya adalah destinasi wisata sejarah yang unik, menawarkan pengalaman mendalam tentang dunia maritim.
Monumen ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah Angkatan Laut Republik Indonesia, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi generasi muda. Dengan mengunjungi Monkasel, kita dapat menelusuri jejak perjuangan KRI Pasopati 410. Dibawah ini ALL ABOUT JAWA TIMUR akan membahas kapal selam legendaris yang pernah menjadi bagian penting dari kekuatan maritim Indonesia.
Sejarah dan Latar Belakang Monumen Kapal Selam
Monumen Kapal Selam (Monkasel) adalah museum kapal selam yang berlokasi di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Monumen ini didirikan untuk mengenang jasa dan pengabdian KRI Pasopati 410, salah satu kapal selam dari Armada Divisi Timur TNI Angkatan Laut. KRI Pasopati 410 merupakan kapal selam jenis SS Whiskey Class buatan Uni Soviet pada tahun 1952.
Kapal selam ini memiliki peran penting dalam berbagai operasi militer, termasuk Pertempuran Laut Aru dalam rangka pembebasan Irian Barat dari pendudukan Belanda. Setelah dinonaktifkan pada 26 Januari 1990, KRI Pasopati 410 diubah menjadi monumen untuk mengenang Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora).
Dukung Timnas Indonesia, Ayo nonton GRATIS pertandingan Timnas Garuda, Segera DOWNLOAD APLIKASI SHOTSGOAL
![]()
Proses Pembangunan dan Peresmian Monumen
Pembangunan Monumen di Surabaya dimulai pada 1 Juli 1995, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Jawa Timur. Basofi Sudirman, bersama dengan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Laksamana Muda TNI Gofar Soewarno. Proses pemindahan dan perakitan kapal selam menjadi bagian penting dari pembangunan monumen ini.
KRI Pasopati 410 dipotong menjadi 16 bagian, kemudian dibawa ke lokasi museum dan dirakit ulang menjadi wujud utuh. Monumen ini diresmikan pada 27 Juni 1998 oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Arief Kushariadi, dan dibuka untuk umum pada 15 Juli 1998.
Baca Juga:
Daya Tarik dan Fasilitas yang Ditawarkan
Monumen Kapal Selam menawarkan berbagai daya tarik dan fasilitas bagi pengunjung. Daya tarik utama adalah kesempatan untuk menjelajahi interior kapal selam KRI Pasopati 410, yang telah diubah menjadi museum. Pengunjung dapat melihat berbagai ruangan dan peralatan asli kapal selam, serta mendapatkan informasi tentang sejarah dan teknologi kapal selam.
Selain itu, Monkasel juga menawarkan fasilitas lain seperti pemutaran film dokumenter. Tentang peperangan di Laut Aru, live music, wisata air Kalimas, restoran, toko souvenir, dan area parkir yang luas. Monkasel juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti toilet, musholla, smoking area, spot foto, dan fasilitas protokol kesehatan.
Nilai Edukasi dan Sejarah
Monumen Kapal Selam memiliki nilai edukasi dan sejarah yang tinggi, terutama bagi generasi muda. Monumen ini memberikan gambaran nyata tentang kehidupan di dalam kapal selam dan peran penting kapal selam dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
Selain itu, Monkasel juga mengenalkan sejarah Operasi Trikora dan Pertempuran Laut Aru, yang merupakan bagian penting dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dengan mengunjungi Monkasel, diharapkan generasi muda dapat menghargai jasa para pahlawan laut dan meningkatkan rasa cinta tanah air.
Informasi Praktis dan Tips Berkunjung
Monumen Kapal Selam buka setiap hari dengan jam operasional yang berbeda. Pada hari Senin hingga Jumat, Monkasel buka mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, buka mulai pukul 09.00 hingga 19.00 WIB. Harga tiket masuk adalah Rp. 15.000,00 per orang, yang sudah termasuk biaya untuk arena, kapal selam, dan menonton film dokumenter.
Beberapa tips untuk berkunjung ke Monkasel antara lain adalah menggunakan pakaian yang nyaman. Membawa kamera untuk mengabadikan momen, dan mengikuti arahan dari pemandu lokal. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di ALL ABOUT JAWA TIMUR.