Sejarah Gunung Kelud, Salah Satu Gunung Paling Aktif di Indonesia

bagikan

Gunung Kelud adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, terletak di Jawa Timur, di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang.

Sejarah Gunung Kelud, Salah Satu Gunung Paling Aktif di Indonesia

Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1.731 meter (5.679 kaki) dan merupakan bagian dari rangkaian vulkanik yang terbentuk akibat aktivitas subduksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Selama berabad-abad, Kelud telah mencatat sejarah panjang yang berkaitan dengan aktivasi vulkaniknya, mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitarnya, serta mendatangkan berbagai dampak sosial dan ekonomi. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran ALL ABOUT JAWA TIMUR.

Sejarah Geologis Gunung Kelud

Gunung Kelud terletak di Jawa Timur, Indonesia, dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di negara ini. Dengan ketinggian sekitar 1.731 meter, gunung ini telah mencatat sejarah geologis yang panjang, dimulai dari aktivitas vulkanik yang terjadi sejak tahun 1000 M hingga lebih dari 30 letusan yang tercatat. Kelud termasuk dalam kategori stratovolcano, yang terbentuk akibat proses subduksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Gunung ini dikenal dengan karakteristik letusannya yang eksplosif, di mana banyak letusan menghasilkan aliran lahar yang dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya. ​Letusan terbesar tercatat pada tahun 1586 yang mengakibatkan lebih dari 10.000 korban jiwa, sementara letusan pada tahun 1919 memicu aliran lahar yang menghancurkan lahan pertanian seluas 15.000 hektar.​

Selama berabad-abad, Gunung Kelud telah mengalami perubahan bentuk secara signifikan akibat aktivitas vulkaniknya. Salah satu keunikan dari gunung ini adalah adanya danau kawah yang terbentuk di puncaknya, yang dapat memunculkan risiko besar saat terjadi letusan. Pada tahun 2007, letusan freatik menghasilkan kubah lava yang menyumbat danau kawah, hampir menghilangkan volumenya.

Ini menjadikan Gunung Kelud bukan hanya sebagai objek penelitian geologi, tetapi juga sebagai area yang memerlukan perhatian serius dalam hal mitigasi bencana. Dengan interval letusan yang relatif pendek, masyarakat di sekitar gunung terus beradaptasi.

Akses dan Lokasi Gunung Kelud

​Gunung Kelud terletak di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang di Jawa Timur, Indonesia.​ Lokasi yang strategis ini menjadikannya mudah diakses dari beberapa kota besar di sekitarnya, termasuk Kediri dan Blitar. Untuk mencapai lokasi, pengunjung umumnya disarankan menggunakan kendaraan pribadi, karena transportasi umum ke area tersebut masih terbatas.

Rute perjalanan umumnya melibatkan jalan utama yang menghubungkan Kediri dan Blitar, di mana pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah sepanjang perjalanan. Jalur menuju puncak gunung ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti area parkir dan jalur trekking yang memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi keindahan alam sekitar dengan nyaman.

Setelah sampai di lokasi, pengunjung akan disambut dengan panorama spektakuler dari kawah Gunung Kelud yang terkenal. Terdapat beberapa titik pandang yang memungkinkan pengunjung untuk melihat langsung keindahan kawah dan danau yang terbentuk di puncaknya. Pengelolaan lokasi wisata ini kini berada di bawah Pemerintah Kabupaten Kediri.

Selain itu, jam buka juga diberlakukan, di mana wisatawan bisa mengakses kawasan ini dari pagi hingga sore hari. Sehingga mereka dapat menikmati keindahan alam tanpa terburu-buru. Semua fasilitas ini bertujuan untuk memberikan pengalaman wisata yang aman dan menyenangkan bagi semua pengunjung yang ingin menjelajahi Gunung Kelud.

Baca Juga: Petualangan Menegangkan di Taman Nasional Alas Purwo Jawa Timur

Karakteristik Letusan

Karakteristik Letusan

Gunung Kelud dikenal karena letusannya yang eksplosif. Selama erupsi, gas dan abu vulkanik dapat tersimpan dalam ruang di bawah tanah. Yang dapat menyebabkan tekanan yang cukup besar hingga terjadinya letusan. Sebagian besar letusan di Kelud diklasifikasikan sebagai tipe eksplosif dengan tingkat maksimum VEI (Volcanic Explosivity Index) 4.

Tipe letusan ini mampu menghasilkan aliran lahar yang sangat berbahaya, terutama karena terdapat danau kawah yang pada saat letusan. Dapat menyimpan air dan berpotensi menyebarkan lahar yang lebih besar ke kawasan permukiman di sekitar gunung.

Kekhasan lain dari kelud adalah kubah lava yang sering muncul setelah letusan. Pada erupsi tahun 2007, misalnya, letusan freatik menghasilkan kubah lava yang menyumbat danau kawah, sehingga hampir menghilangkan volumenya. Ini mengakibatkan fenomena unik dalam sejarah Kelud, di mana perkembangan kubah tersebut sempat menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya letusan tambahan.

Upaya Mitigasi dan Penanggulangan Bencana

Dengan rekam jejak yang panjang dan berbahaya, upaya mitigasi terhadap dampak aktivitas Gunung Kelud menjadi penting. Sejak letusan tahun 1919 yang mengakibatkan banyak korban. Pemerintah mulai mengembangkan sistem mitigasi bencana yang melibatkan pembuatan saluran pembuangan lahar dan lapisan perlindungan di sekitar permukaan tanah.

Pada tahun 1926, tujuh terowongan pembuangan dibangun untuk mengatasi bahaya aliran lahar. Dan berhasil mengurangi dampak letusan di masa yang akan datang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas Gunung Kelud.

Dengan teknologi modern, pemantauan tidak hanya mencakup perubahan fisik, tetapi juga mencakup kegempaan, suhu, dan analisis gas yang dikeluarkan oleh gunung. Status waspada telah dikeluarkan oleh PVMBG bila terdapat indikasi peningkatan aktivitas. Dan masyarakat di sekitar gunung selalu diberitahu untuk melakukan evakuasi bila diperlukan.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Sejarah letusan Gunung Kelud tidak hanya berkaitan dengan geologi, tetapi juga dengan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Kejadian letusan sering kali berdampak langsung pada keberlangsungan hidup masyarakat di sekitar, merusak pertanian, rumah, serta infrastruktur penting lainnya. Letusan tahun 2014, misalnya, menyebabkan ribuan orang harus mengungsi.

Kerugian ekonomi dari penutupan bandara diperkirakan mencapai miliaran rupiah, yang mengganggu berbagai sektor, dari bisnis hingga industri pertanian. Tercatat bahwa sektor pertanian sangat terpukul oleh letusan Kelud, dengan kebun apel di Batu, Jawa Timur. Mengalami kerugian hingga Rp 17,8 miliar akibat kerusakan dari hujan abu dan lahar.

Selain itu, pelaku usaha seperti Unilever Indonesia juga mengalami kesulitan dalam distribusi produk mereka akibat kondisi yang tidak kondusif. Di tengah semua tantangan ini, masyarakat juga berusaha untuk bangkit kembali setelah bencana.

Kesimpulan

Gunung Kelud adalah simbol kekuatan alam yang juga menunjukkan koneksi yang erat antara geologi dan kehidupan manusia. ​Dengan sejarah panjang letusan yang berulang, serta dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. Penting bagi masyarakat untuk terus belajar dari pengalaman sebelumnya dan memperkuat sistem mitigasi bencana.​

Berinvestasi dalam penelitian, pemantauan, dan tidak lupa mengedukasi masyarakat tentang potensi bahaya dan tindakan mitigasi yang perlu diambil menjadi kunci untuk memahami dan mengelola risiko yang dihadapi oleh gunung ini. Dalam beberapa tahun mendatang, pengembangan pariwisata di sekitar Gunung Kelud juga bisa menjadi potensi ekonomi.

Masyarakat bisa memanfaatkan keindahan alam dan kekayaan budaya untuk menarik wisatawan. Sambil tetap memperhatikan keselamatan dan memperkuat sistem perlindungan bagi masyarakat dari ancaman bencana vulkanik. Gunung Kelud tidak hanya menjadi objek penelitian bagi para ilmuwan. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi informasi Mengenai Sejarah Gunung Kelud.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *